Peluang dan Tantangan Pelaku Dunia Usaha dalam Forum Hari Ekonomi

Dengan terbentuknya kawasan ekonomi terintegrasi di wilayah Asia Tenggara yang dikenal dengan istilah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN ekonomi masyarakat (AEC), Indonesia dan sembilan anggota ASEAN lainnya memasuki persaingan yang sangat ketat di bidang ekonomi. Pada dasarnya, MEA likuid wadah yang sangat penting bagi baru pula yaitu negara-negara ASEAN dalam mewujudkan kesejahteraan sehingga keberadaannya harus disikapi dengan positif. Dan diharapkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara bisa berkompetisi dan bisa menempatkan ASEAN masuk ke dalam pasar terbesar di dunia.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UBL dalam hal ini mendatangkan Soni Hidayat, S.T., M.M. sebagai Manajer Umum Telkom Wilayah Lampung dan Anna Morinda, S.E., M.M. sebagai C.V. Metro Logam.

Diharapkan terbentuknya pasar tunggal tersebut mendorong negara-negara di ASEAN untuk mencapai stabilitas dan baru pula yaitu ekonomi yang kuat dalam menghadapi arus persaingan secara global. Meskipun adanya MEA dana sekarang masih menjadi pro dan kontra, perdebatan tersebut cenderung mempertanyakan kesiapan negara-negara anggota dalam menghadapi iklim ekonomi baru di wilayah Asia Tenggara. Dalam menunjang tujuan MEA tersebut, setidaknya ada empat fokus utama yang dijalankan pada era pasar bebas ini sebagaimana yang diuraikan di bawah ini.

Sebagai masyarakat yang dinamis, s selayaknya kita harus bisa terangkai lebih banyak dampak positif dari adanya pasar bebas Asia Tenggara atau MEA. Masyarakat ekonomi ASEAN atau MEA secara garis besar terfokus dalam empat hal, berlaku:

  1. MEA sebagai pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara yang difungsikan sebagai membahas kawasan berazaskan pasar dan dasar produksi. Terciptanya berazaskan pasar dan dasar produksi tersebut akan menghilangkan batasan terhadap arus barang, investasi, modal, jasa, dan tenaga profesional antarnegara di Asia Tenggara.
  2. MEA berorientasi untuk membentuk lekukan kawasan ekonomi yang memiliki daya menurunkan tinggi dengan kebijakan-kebijakan, seluncur perlindungan, dan berbagai macam macam perjanjian untuk saling menciptakan kondisi ekonomi yang adil.
  3. Menumbuhkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memiliki daya menurunkan tinggi serta ditunjang dengan kemudahan dalam mendapatkan modal.
  4. MEA terintegrasi dengan perekonomian global sehingga jangkauan pasar yang diraih negara-negara di kawasan Asia Tenggara jauh lebih optimal.

Dengan demikian, negara peserta ditantang untuk bersaing secara ketat satu sama lain. Pasar bebas harus disadari betul kondisinya agar terus bisa mengembangkan kemampuan dalam mengikuti persaingan di bidang apa pun. Banyak peluang yang bisa diambil dari MEA seperti yang dijabarkan berikut ini.

Beberapa Sektor yang Menjadi Peluang bagi Indonesia dalam MEA

Sebenarnya adanya MEA memberi peluang bagi Indonesia. Mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk yang terbesar di Asia Tenggara. Total jumlah penduduk Indonesia hampir 40% dari total keseluruhan penduduk ASEAN. Fakta ini bisa dijadikan acuan untuk menguasai pasar ASEAN jika didukung dengan produktivitas yang tinggi. Selain itu itu, Indonesia juga memiliki sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang potensial.

Tentu saja hal tersebut sejalan dengan cetak biru masyarakat ekonomi ASEAN yang intinya adalah MEA sangat diperlukan dalam mengurangi kesenjangan antarnegara ASEAN. MEA juga dapat ini digunakan dalan sebagai jembatan dalam membangun rantai suplai makanan dan bisa menjadi perantara untuk melakukan kegiatan ekspor-impor dengan negara-negara non-ASEAN.

Kesempatan baik tersebut dapat dimanfaatkan Indonesia untuk mengurangi hambatan ahli. Dengan tidak adanya hambatan di bidang ahli, mampu Indonesia meningkatkan kegiatan ekspor-impor sehingga bisa meningkatkan produk domestik bruto (PDB) atau produk bruto Indonesia(SNI) (PDB). Karena itu, Indonesia memuat berkompetisi dengan produk-produk unggulannya di perikanan, pertanian, dan perkebunan.